SegiTigakawanG
 
Jumat, Agustus 03, 2007
Budaya Sarung


Budaya merupakan lambang sebuah tempat, ia merupakan ikon seakan menggambarkan kehidupan masyarakat di negri itu, maka melestarikan budaya berarti menjaga adat-istiadat yang sudah menjadi tradisi leluhur kita, dan setiap negri punya budaya tersendiri dan mereka berupaya sebaik mungkin menjaganya supaya tidak punah dan tergilas dengan kemoderenan zaman dalam pertarungan budaya global, Ceritanya..akan beda ketika ketika kita hidup di lingkungan yang berbeda dengan budaya yang kita miliki.Solusinya seperti apa?? Apakah kita ngotot dengan budaya kebanggaan kita dan mempertahankanya..??!Atau justru beralih kebudaya lingkungan di mana kita hidup??
Ceritanya seperti ini, Di Indonesia sarung merupakan ciri tersendiri bagi seorang Muslim, rasanya kurang sempurna melaksanakan ibadah shalat tampa memakai sehelai sarung, akan kelihatan rapi dengan memakai sarung dan di padukan peci hitam serta sajadah melintang dipundak ketika bergegas menuju mesjid melaksanakan shalat berjamaah, secara sederhananya sarung di indonesia seakan sudah menjadi kewajiban bagi kita memakainya ketika ingin melaksanakan ritual agama khususnya ibadah shalat.

sekarang aku berada jauh dari negri, dan budaya orang di sini sungguh berbeda dengan budaya kita di indonesia, di Indonesia orang bersarung sering terlihat sebagai orang Alim, imam mesjid, imam desa dan lain sebagainya, bahkan kalangan santri di identik dengan kaum bersarung, bagiku seakan tidak sempurna status seorang santri kalau ia belum bisa memakai sarung secara sempurna, tapi di Cairo jangan sembarang memakai sarung..lho??! yupz..karna pandangan masyarakat terhadap kaum bersarung 180 derajat berbalik dengan pandangan masyarakat kita di indonesia, mereka memandang orang yang memakai sarung adalah mereka yang ingin melaksanakan atau sudah berjima' dengan istrinya, so otomatis sebagian di antara mereka ketika kita memakai sarung merasa tersinggung dan tidak enak diri. Kejadianya seperti ini..! Pernah seorang temanku mendapat bentakan dari seorang Doktor sewaktu masuk ruang ujian, waktu itu Doktor yang sebagai pengawas umum ujian datang dan mengadakan controling ke ruang2 ujian mahasiswa termasuk ruanganku dan temanku tadi, saat itu ia melihat temanku tadi memakai sarung tapi sudah di lapisi jubah ala-Mesir, padahal yang nampak hanya sekilas dan itupun bagian bawahnya saja, temanku pun hanya tertunduk merasa malu ketika Doktor tadi panjang lebar menguraikan pandangan masyarakat pribumi tentang sarung,..

So what we..do??Berusaha menempatkan sesuatu sesuai dengan kondisi dan tempatnya,idealnya menghargai budaya orang lain tampa meng-Anak tirikan budaya sendiri, dengan cara, disamping beradaptasi dengan budaya keseharian mereka kita pun melestarikan budaya sendiri,
posted by --In5an Hurr-- 11:14:00 AM   1 comments
 
Posting Komentar
Back to HOME

It'sMe
Name: --In5an Hurr--
Home: Egypt



Previouspost
RELASI AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH SEBAGAI SUMBER HUKUM
Memaknai Kekosongan
Marhaban Ya..Ramdhan..1428 H.
Budaya Sarung
Angka 7
Dimyath
Menanti Hasil..


Myarchives
Juni 2007
Juli 2007
Agustus 2007
September 2007
Maret 2008


Mylinks
Formalis LIPIA
Uclank's Site
Achank's blog
Andi Takdir


Tegursapa


Bloginfo
This blog is powered by ebnuandie and optimized for Firefox.
Blog designed by Insan Hurr.


Galleryphoto
www.flickr.com
This is a Flickr badge showing public photos from Insan-Hur Photo Gallery. Make your own badge here.